Dior Dior Dior

Pemkot Pasuruan Tunda Usulan Warisan Budaya Tak Benda karena Terkendala Anggaran

Dior

Pemkot Pasuruan Tunda Usulan Warisan Budaya Tak Benda karena Terkendala Anggaran

Harlah Pagar Nusa, 38 Tahun Menjaga Tradisi Pencak Silat Khas Nusantara -  Pagar Nusa Official Website
Agar budaya lokal kita mendapat pengakuan yang layak

Media Berita Pasuruan –Pemkot Pasuruan kembali menghadapi kendala dalam upaya menetapkan warisan budaya tak benda (WBTb) di tingkat nasional. Meski memiliki kekayaan budaya lokal yang khas, seperti pencak silat kuntu mancilan dan tarian terbang bandung, tahun ini Pemkot belum dapat mengusulkan keduanya ke Kementerian Kebudayaan.

Dior

Penyebab utamanya adalah keterbatasan anggaran yang menghambat proses penyusunan literasi budaya sebagai syarat utama pengajuan. Padahal, pengakuan resmi sebagai WBTb sangat penting untuk menjaga kelestarian budaya dan memperkuat identitas lokal. Pemkot berharap ada kelonggaran anggaran agar proses ini bisa dilanjutkan pada tahun berikutnya.Alasannya, keterbatasan anggaran menjadi penghambat utama.

Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pasuruan, Agus Budi Darmawan, menegaskan bahwa pengusulan Warisan Budaya Tak Benda (WBTb) bukanlah proses yang mudah. Ia menjelaskan bahwa daerah harus menyusun literasi budaya secara lengkap, termasuk asal-usul, sejarah, dan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya tersebut. Semua informasi itu kemudian dirangkum dalam dokumen Data Pokok Pikiran Kebudayaan (Dapobud) sebagai syarat utama pengajuan ke Kementerian Kebudayaan. Tanpa dokumen ini, usulan tidak dapat diproses lebih lanjut di tingkat pusat.

Pemkot Pasuruan Masih Menanti Kelonggaran Anggaran

Penyusunan literasi budaya yang menjadi syarat pengajuan warisan budaya tak benda memerlukan pembentukan tim khusus oleh Pemkot Pasuruan. Tim ini bertugas menggali, mendokumentasikan, dan menyusun data pokok pikiran kebudayaan (Dapobud) secara komprehensif. Namun, rencana tersebut belum dapat merealisasikan karena terbentur kebijakan efisiensi anggaran tahun ini. Pembentukan tim membutuhkan alokasi dana tambahan, terutama untuk honorarium anggota tim yang akan terlibat dalam proses penyusunan.

Baca Juga : Lantik 112 Guru Termasuk PPPK Menjadi Kepala Sekolah, Pesan Bupati Pasuruan Mas Rusdi Ini Menenangkan

Kabid Kebudayaan Kota Pasuruan, Agus Budi Darmawan, menyatakan bahwa mereka akan membentuk tim dan membayar honor anggotanya segera setelah anggaran tersedia. Pemkot Pasuruan pun terus mendorong realisasi dukungan anggaran agar proses pelestarian budaya dapat berjalan kembali.

Literasi Belum Siap, Warisan Budaya Masih Tertahan

Padahal, penetapan sebagai warisan budaya tak benda akan memberikan perlindungan hukum dan pengakuan nasional terhadap budaya lokal. Selain itu, status tersebut juga membuka peluang promosi budaya ke tingkat internasional serta mendukung pelestarian jangka panjang.

Agus menegaskan bahwa Pemkot tetap berkomitmen untuk mengusulkan budaya khas Pasuruan sebagai WBTb. Namun, pihaknya harus realistis terhadap kondisi fiskal saat ini. “Rencananya tahun ini kami bisa mengusulkan, tapi sepertinya kami harus menunda,” katanya.

Kota Pasuruan sendiri terkenal memiliki kekayaan budaya yang unik dan berakar kuat di masyarakat. Oleh karena itu, pelestarian melalui jalur formal seperti WBTb menjadi langkah penting agar budaya tersebut tidak punah atau klaim oleh pihak lain.

Dengan harapan adanya dukungan anggaran di tahun mendatang, Pemkot optimistis dapat kembali melanjutkan proses pengusulan. “Kami akan terus berupaya agar budaya lokal kita mendapat pengakuan yang layak,” tutup Agus

Dior